Text 1

Tempatnya jajanan HARGA terjangkau Kualitas DI UTAMAKAN
rasanya Bikin NAMBAH

Sabtu, 09 April 2016

Penyakit Demam Berdarah Mewabah

Demam dengue ( dengue fever ) dan demam berdarah dengue ( dengue haemorrhagic fever ) disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ada 4 jenis ( serotipe ) yaitu DEN 1, 2, 3 dan 4. Demam dengue mulai dikenal mulai abad ke-18 dan dulu dikenal sebagai penyakit demam lima hari. Penyakit Demam Berdarah Mewabah Infeksi virus dengue pertama kali disebut dengan dengue primer, sedangkan jika seseorang terinfeksi oleh virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotipe yang lain disebut dengue sekunder.



Cara penularan
Penyakit dbd ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Disamping itu, dapat pula ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan nyamuk spesies lain. Pada manusia diperlukan waktu 4 – 6 hari ( intrinsic incubation period ) sebelum menjadi sakit setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Pengenalan penyakit demam dengue ( DD ) / DBD ( demam berdarah dengue )
Infeksi virus dengue, dapat tidak bergejala ( asimtomatik ), ataupun bermanifestasi klinis ringan yaitu demam tanpa penyebab yang jelas ( undifferentiated febrile illness ), demam dengue ( DD ), dan bermanifestasi berat yaitu demam berdarah dengue ( DBD ) tanpa syok atau dengan syok yang disebut sindroma syok sindrom ( SSS ) atau dengue shock syndrome ( DSS ). Tanda penyakit DD/DBD umumnya adalah demam dan tanda perdarahan dan tanda lain seperti pembesaran hati ( hepatomegali ).

Demam
Demam timbul mendadak umumnya antara 39 – 40oC, dapat bersifat bifasik, menetap antara 5-6 hari.

Tanda perdarahan
Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tourniquet ( Rumple-Leede/ Uji bendung)  positif, petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat timbul pada hari pertama demam. Petekie sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya lakukan penekanan dengan kaca objek atau penggaris plastik transparan pada bintik merah yang dicurigai, jika bintik merah hilang berarti bukan petekie. Perdarahan lain yaitu epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Anak yang mengalami mimisan harus ditanyakan apakah pernah mimisan bila demam. Bila belum pernah, maka mimisan merupakan tanda penting. Kadang-kadang dapat pula dijumpai perdarahan subkonjungtiva atau hematuri.
Syok
Pada kasus ringan dan sedang, penurunan suhu merupakan awal kesembuhan pasien. Pada kasus yang berat, penurunan suhu merupakan awal tanda terjadinya syok yang dapat fatal. Ini berarti bahwa saat terjadinya penurunan suhu harus dianggap sebagai saat kritis yaitu akan membaik pada kasus ringan dan sedang atau akan memburuk pada kasus berat. Syok ditandai dengan denyut nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( menjadi 20 mmHg atau kurang ), jadi untuk menilai tekanan nadi perhatikan tekanan sistolik dan diastolik misalnya 100/90 mmHg berarti tekanan nadi 10 mmHg, atau hipotensi ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), kulit dingin dan lembab. Syok merupakan tanda kegawatan yang harus mendapat perhatian serius, oleh karena bila tidak diatasi sebaik-baiknya dan secepatnya dapat menyebabkan kematian, namun dapat sembuh cepat setelah mendapat pengganti cairan yang adekuat.

Kriteria diagnosis DBD ( WHO, 1986 )
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris.

Kriteria klinis :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena.
Pembesaran hati.
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.

Kriteria laboratoris :
Trombositopenia ( ≤ 100.000/ul )
Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan kadar hemoglobin ( Hb ) dan nilai hematokrit ( Ht ) 20% atau lebih, menurut standar umur dan jenis kelamin.
Diagnosis DBD ditegakkan jika dijumpai 2 kriteria klinis pertama dan minimal salah satu kriteria laboratoris. Misalnya ; dijumpai demam, petekie dan jumlah trombosit rendah atau dijumpai demam, petekie dan peningkatan hematokrit atau kadar Hb.
Derajat penyakit DD/DBD ( 4 derajat atau tingkatan ) :
Derajat I : Demam mendadak disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet.
Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ( ≤ 20 mmHg ) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak/pasien tampak gelisah.
Derajat IV : Syok berat ( profound shock ), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.


Diagnosis laboratorium
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan beberapa pemeriksaan laboratorium seperti isolasi virus dan tes serologi ( tes antibodi dengue IgG-IgM  dan tes antigen dengue ) yang digolongkan sebagai tes yang spesifik, serta pemeriksaan lain yang digolongkan dalam tes laboratorium yang tidak spesifik.

TES LABORATORIUM YANG SPESIFIK

Tes antibodi dengue IgG-IgM
Jika IgG positif dan IgM negatif disebut tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder; jika IgG negatif dan IgM positif disebut infeksi dengue primer, jika IgG dan IgM positif disebut infeksi dengue sekunder, sedangkan jika IgG dan IgM negatif disebut tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. Pada infeksi primer kadar IgM meningkat terlebih dahulu yaitu pada hari ke 3-5, sedangkan kadar IgG akan meningkat pada hari ke 14. Pada infeksi sekunder kadar IgG akan meningkat terlebih dahulu yaitu mulai hari ke 2, disusul oleh IgM pada hari ke 5. Namun peningkatan kadar IgM dan IgG dapat bervariasi pada setiap orang. Pada beberapa infeksi primer, IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 90 hari setelah infeksi. Namun demikian, pada kebanyakan penderita, IgM akan menurun dan hilang pada hari ke 60. Bahan pemeriksaan adalah serum, dan umumnya pemeriksaan dilakukan dengan rapid test ( test cepat ) yang berdasarkan immunoassay.

Tes antigen dengue
Tes antigen dengue, adalah pemeriksaan yang bertujuan mendeteksi langsung antigen virus dengue. Tes ini sangat berguna untuk mendeteksi infeksi virus dengue pada fase akut ; segera setelah terjadi infeksi. Namun demikian, tes antigen dengue tidak dapat membedakan infeksi dengue primer dari infeksi dengue sekunder. Salah satu cara pemeriksaan tes antigen dengue adalah secara Enzyme Linked Immunosorbent Assay ( ELISA ). Bahan pemeriksaan adalah serum.

TES LABORATORIUM YANG TIDAK SPESIFIK
Pemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam tes yang tidak spesifik ialah kadar hemoglobin, nilai hematokrit, hitung leukosit, hitung trombosit, masa trombin, masa protrombin parsial teraktivasi, kadar fibrinogen, D-dimer, kadar protein serum, tes faal hati, natrium plasma, dan analisis gas darah.

Kadar hemoglobin ( HGB )
Kadar hemoglobin biasanya meningkat setelah hari kedua sakit, dan sering merupakan kelainan hematologi awal yang dapat ditemukan. Peningkatan kadarnya mengikuti peningkatan keadaan hemokonsentrasi.


Nilai hematokrit ( HCT )
Nilai hematokrit biasanya meningkat mulai hari ke-3 sakit, dan peningkatannya mengikuti perjalanan penyakit. Peningkatan hematokrit dapat mencapai ≥ 20%.

Hitung leukosit ( WBC count )
Hitung leukosit bervariasi selama perjalanan penyakit, antara leukopenia hingga leukositosis ringan. Leukopenia biasanya muncul pada fase akut mulai hari ke-3 sakit dan kembali normal pada fase penyembuhan.

Hitung jenis leukosit ( differential count WBC )
Pada DBD sering dijumpai limfositosis relatif disertai adanya limfositosis atipik ( limfosit plasma biru ) pada sediaan hapus darah tepi ( pewarnaan Wright atau Giemsa ). Pemeriksaan limfosit plasma biru sudah dapat dilakukan pada hari ke 4-5 sakit karena jumlahnya sudah meningkat. Pada sediaan hapus darah tepi dihitung jumlah limfosit plasma biru per 100 leukosit. Bila jumlahnya ≥ 8 % dikatakan positif. Keuntungan pemeriksaan ini adalah dapat mendeteksi adanya parasit malaria dalam eritrosit, jika pemeriksa jeli.

Hitung trombosit ( Platelet count )
Pada penderita DBD umumnya dijumpai penurunan jumlah trombosit kurang dari 100.000/ul darah. Penurunan jumlah trombosit dapat mulai pada awal demam, antara hari ke 2-3 sakit, mencapai nilai terendah sekitar hari ke-5 sakit, kemudian jumlah trombosit akan meningkat dengan cepat pada masa konvalesens ( penyembuhan ) dan mencapai nilai normal kembali pada hari ke 7-10 sejak sakit. Trombositopenia mempunyai hubungan yang bermakna dengan kebocoran plasma.

Defek sistem pembekuan darah
Mencegah Penyakit demam berdarah, Defek sistem pembekuan darah pada penderita DBD dapat terlihat pada pemanjangan prothrombin time ( PT ), activated partial thromboplastin time ( APTT ), dan thrombin time ( TT ). Selain itu terjadi penurunan aktivitas faktor pembekuan darah seperti fibrinogen yang derajat penurunannya berkorelasi dengan beratnya penyakit. Pada DBD terjadi aktivasi sistem fibrinolisis sehingga didapatkan D-dimer positif. Makin tinggi  D-dimer, makin berat disseminated intravascular coagulation ( DIC ) yang terjadi.

Tes Faal Hati
Pada DBD dapat dijumpai peningkatan aktivitas enzim SGPT, SGOT, ALP, dan bilirubin.

Kadar natrium darah
Pada DBD dapat terjadi hiponatremia, terutama pada ensefalopati dengue yang merupakan komplikasi syok.
Analisis Gas Darah
Pada syok yang berkepanjangan dapat terjadi asidosis metabolik. Untuk mengetahui hal itu perlu diperiksa analisis gas darah agar dapat dikoreksi sesuai dengan keadaan.

Kadar ureum dan kreatinin
                Pada keadaan syok berat dan lama, sering kali ditemui acute tubular necrosis yang ditandai dengan penurunan jumlah produksi urin ( oliguri sampai anuri ) dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.

Penatalaksanaan
Setiap pasien yang tersangka DBD, sebaiknya dirawat dan terpisah dari pasien lainnya ( berkelambu ).
Penatalaksanaan pasien tanpa penyulit antara lain adalah ; tirah baring, makanan lunak. Jika belum ada nafsu makan, dianjurkan minum banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam berupa susu, air gula, air garam dll. Medikamentosa bersifat simtomatis ; hiperpireksia dikompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, dipiron, sedangkan asetosal dapat menyebabkan bahaya perdarahan. Antibiotik diberikan jika terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
Tujuan perawatan DD atau DBD tanpa penyulit adalah untuk mengantisipasi sekaligus menjaga volume cairan intra vaskular tetap normal. Adanya peningkatan Hb, Ht, dan penurunan jumlah trombosit termasuk penanda adanya kebocoran plasma, yang menyebabkan volume cairan intra vaskular berkurang ( hipovolemia ).
Pasien DBD perlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan yaitu : keadaan umum memburuk, hati makin membesar, masa perdarahan memanjang karena trombositopenia, hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala. Dalam ditemukan tanda tersebut, infus harus terpasang. Observasi harus meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap : keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan; serta Hb dan Ht setiap 4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, selanjutnya setiap 24 jam.
Tujuan terapi sindroma syok dengue adalah mengembalikan volume cairan intravaskular ke tingkat normal. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian segera cairan intravena. Jenis cairan dapat berupa NaCl faali, Ringer laktat atau dapat dipakai plasma atau ekspander plasma. Kecepatan permulaan tetesan ialah 20 ml/kgBB/jam, dan bila renjatan telah diatasi kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml.kgBB/jam. Transfusi darah dilakukan pada : pasien dengan perdarahan yang membahayakan ( hematemesis dan melena ) ; pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan penurunan Hb dan Ht.

Jenis cairan ( rekomendasi WHO )
Kristaloid : Ringer laktat, Ringer asetat, NaCl faali. Koloid : Dekstran 40 atau Plasma.

Kriteria memulangkan pasien
Pasien dapat dipulangkan apabila : tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, secara klinis tampak perbaikan, hematokrit stabil, tiga hari setelah syok diatasi, jumlah trombosit sudah meningkat > 50.000/ul, tidak dijumpai distres pernafasan ( disebabkan oleh efusi pleura atau asidodis ).
PROGNOSIS

Kematian oleh demam dengue ( dengue primer ) hampir tidak ada, sebaliknya pada demam berdarah dengue ( dengue sekunder ) terutama yang disertai syok, mortalitasnya cukup tinggi. Penderita infeksi dengue orang dewasa biasanya lebih ringan daripada anak-anak. Beberapa penyakit yang dapat muncul bersama-sama infeksi dengue antara lain adalah demam tifoid, bronkopneumonia, dan anemia.

Kekebalan
Jika sesorang terinfeksi oleh virus dengue serotipe tertentu, maka orang tersebut akan mendapat kekebalan hanya untuk serotipe tersebut dan tidak untuk serotipe yang lainnya.

http://www.rmsmim.com/UserProfile/tabid/43/userId/9774/Default.aspx
http://gmofree-euroregions.regione.marche.it/UserProfile/tabid/43/userId/13188/Default.aspx
http://www.thepearlcolumbus.com/userprofile/tabid/1234/userid/3901/default.aspx
http://www.espireas.gr/UserProfile/tabid/43/userId/8044/Default.aspx
http://www.cosl.com.sg/UserProfile/tabid/61/userId/3006/Default.aspx
http://www.mallorygroup.com/UserProfile/tabid/57/userId/123936/Default.aspx
http://www.wadingriverbeer.com/ActivityFeed/MyProfile/tabid/324/UserId/1179862/Default.aspx
http://www.tropiboy.com/UserProfile/tabid/42/userId/897/language/es-ES/Default.aspx
http://bridgeurl.com/espireas-nyamuk-berdarah
http://linkbun.ch/044do

Tidak ada komentar: